7 Mitos BDSM yang Perlu Anda Ketahui

Mitos BDSM yang belum anda ketahui

Jika Anda pernah membaca novel atau menonton film erotis Fifty Shades of Grey, istilah BDSM mungkin tak lagi asing di telinga Anda. Namun, seberapa Anda kamu mengenali jenis aktivitas seks yang satu ini? Menurut terapis seks Michael Aaron PhD, BDSM merupakan istilah yang merujuk pada tiga hal. Pertama adalah BD, yakni bondage dan discipline. BD sendiri melibatkan aktivitas seperti mengikat dan menahan (mengekang) seseorang (pasangan). Terkadang, beberapa aturan dan hukuman juga diterapkan.

Selanjutnya adalah DS, yakni dominance dan submission. Dalam hal ini, salah satu pihak akan memberikan kesempatan kepada pasangannya untuk mengambil alih peran dominasi dan kekuasaan terhadap dirinya, baik secara fisik, emosi, maupun keduanya. Yang terakhir adalah SM, yakni nod to sadism. Situasi ini berhubungan dengan tindakan masokis dan rasa sakit. Singkatnya, orang lebih sering menyebutnya dengan istilah sadomasokisme.

Sudah paham dengan penjelasan ini? Jika ya, kini saatnya Anda mengetahui arti dan mitos BDSM yang terlanjur tersebar dan diyakini banyak orang dan perlu untuk segera Anda berhenti percayai.

1. BDSM merupakan hal aneh dan tidak cukup digemari

Aaron menjelaskan bahwa banyak kesalahpahaman tentang hal ini. Faktanya, sebuah studi di Journal of Sexual Medicine pada tahun 2014 menemukan bahwa BDSM bukanlah hal yang tidak biasa. Sebanyak 65 persen wanita yang terlibat sebagai responden justru berfantasi untuk menjadi pihak yang didominasi oleh pasangannya, 47 persen wanita berfantasi untuk menjadi pihak yang mendominasi pasangannya, dan 52 persen wanita berfantasi berada dalam kondisi diikat. Berkaitan dengan hal ini, sex coach Stephanie Hunter Jones PhD mengatakan bahwa berfantasi tentang BDSM adalah yang sangat 100 persen wajar meski beberapa orang merasa malu untuk mengakuinya.

2. BDSM tidak selalu tentang seks

Sayangnya, BDSM tidak harus selalu berkaitan dengan seks. Menurut Jones, beberapa orang menyukainya dari segi kekuasaan semata. Karenanya, sangat wajar bila seseorang bermain-main dengan BDSM tanpa harus melibatkan seks.

3. Pelaku atau penggemar BDSM selalu dapat terlihat

Faktanya, orang-orang yang terlihat kaku dan kuper sekalipun sangat mungkin termasuk dalam kelompok penikmat BDSM. Orang-orang yang terkesan konservatif pun bukan mustahil sangat menyukai BDSM. Hal ini bisa menjadi semacam kesempatan untuk berlatih menjadi karakter yang berbeda dari kepribadiannya secara umum.

4. BDSM itu berbahaya

Komunitas BDSM justru bangga dan menjaga keselamatan fisik maupun mentalnya. Menurut Aaron, BDSM melibatkan kesepakatan masing-masing pihak berikut negosiasi terhadap apa yang akan dilakukan. Walau begitu, terkadang BDSM juga bisa seperti judi. Beberapa kegiatan yang dipilih memiliki risiko tinggi dan berbahaya seperti tinju, bungee jumping, dan skydiving sekalipun. Namun setidaknya, pelaku BDSM selalu berusaha untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dan tidak melanggar batas.

5. BDSM merusak secara emosional

Bila dilakukan dengan benar, BDSM justru dapat menjadi benar-benar kebalikannya. Jones bahkan kerap menggunakan BDSM sebagai ‘bumbu’ bagi kliennya yang menjalani vanilla relationship alias relatif datar. Dia menyarankan bagi pihak yang memiliki kecenderungan lebih tidak berkuasa dalam hubungan untuk mengambil peran sebagai pihak yang mendominasi dan sebaliknya. Hal ini dapat sangat membantu orang-orang yang memiliki isu terkait kontrol dan kekuasaan.

6. Pihak yang dominan selalu menjadi yang menguasai

Dalam konteks peran dominance dan submission, ada banyak istilah yang digunakan orang untuk mendeskripsikan dirinya sendiri maupun pasangan, seperti top/bottom, master(or mistress)/slave, dan lain-lain. Namun, identitas ini sangat mungkin berubah-ubah. Pihak yang dalam hubungan cenderung lebih mendominasi pun nyatanya tak harus menjadi pihak yang mendominasi pula dalam hal ini.

7. Selalu memiliki trauma besar di masa kecil

Orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap BDSM masih banyak disalahpahami. Mereka kerap dinilai memiliki trauma yang cukup hebat di masa lalu. Namun, sebuah studi tahun 2013 di Journal of Sexual Medicine menyimpulkan bahwa BDSM merupakan suatu bentuk kesenangan dan penyegaran tersendiri bagi seseorang, serta merupakan suatu bentuk ekspresi dari proses psikopatologis.

Bagaimana, apakah Anda sudah tertarik untuk segera melakukan BDSM bersama pasangan Anda?

–>