7 Mitos Orgasme yang Harus Anda Ketahui
Berbicara tentang hubungan seks, tidak dapat lepas dari istilah orgasme. Umumnya, seseorang akan mengalami orgasme ketika ia merasa puas dan mencapai klimaksnya ketika bercinta. Maka sebaliknya, seseorang yang tidak mengalami orgasme menandakan jika ia tidak mencapai kepuasannya dalam bercinta. Anda setuju dengan pertanyaan tersebut, bukan?
Orgasme, khususnya yang dialami perempuan, masih menjadi misteri yang menimbulkan perbedaan pemahaman pada masing-masing orang. Boleh jadi, fakta yang Anda ketahui tentang orgasme, hanya sebuah mitos yang tidak patut Anda percayai. Lalu, apa saja yang merupakan mitos dari kepuasan bercinta? Melansir dari Self, ini daftar mitos orgasme yang mungkin Anda percayai sebelumnya.
1. Anda akan mengalami orgasme ketika bercinta atau berhubungan seks
Entah asal-muasalnya, namun sebagian besar orang meyakini jika seseorang akan mengalami orgasme ketika bercinta. Namun faktanya untuk kebanyakan perempuan, anggapan itu kurang realistis. Mengutip dari Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada, hanya sepertiga perempuan yang dapat mencapai orgasme secara teratur ketika sedang bercinta. Seorang perempuan dapat tidak mencapai orgasme karena berbagai faktor, seperti terlalu lelah, stres, pikiran yang terganggu, atau tidak merasa dapat mencapai kepuasan dalam bercinta.
2. Seks melalui organ intim adalah cara terbaik untuk mencapai orgasme
Mengutip dari Mayo clinic, kebanyakan perempuan justru tidak dapat mencapai orgasme hanya dengan penetrasi vagina, atau bahasa sederhananya hubungan seks yang dilakukan secara normal melalui organ intim. Sepertiga perempuan dapat mencapai klimaks saat berhubungan seks jika mereka mendapatkan stimulasi tambahan, seperti oral. Itu cenderung terjadi karena adanya perhatian tambahan pada klitoris, yang sering diyakini dapat membuat perempuan mencapai orgasmenya.
Jadi, orgasme tidak hanya dapat dicapai melalui penetrasi organ intim, kok. Kepuasan bercinta itu dapat diraih dengan cara lain, atau dengan menambahkan perhatian ekstra pada area tubuh tertentu yang sensitif ketika bercinta.
3. Rasa orgasme seperti ‘meledak’
Tidak dipungkiri, orgasme dapat terjadi dengan cukup intense. Seseorang bisa merasa seperti melepaskan sesuatu yang begitu hebat, membuat tubuh gemetaran. Namun, orgasme juga dapat terjadi dengan lebih “tenang”. Masih mengutip dari Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada, sebagian perempuan tidak merasakan kontraksi otot saat mengalami orgasme. Tetapi, ada perasaan seakan mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh, kemudian diikuti dengan rasa santai dan nyaman.
“Orang-orang berpikir kalau orgasme itu harus seperti kejadian yang cukup hebat dialami ketika bercinta. Namun kadang, itu bisa juga terjadi lebih halus. Anda bahkan dapat mengalami orgasme tanpa menyadarinya,” ujar Linda Banner, Ph.D., sexual medicine specialist di San Jose, California.
Lalu, pengalaman orgasme sendiri Anda bagaimana?
4. Orgasme murni berupa fenomena fisik
Pada kebanyakan perempuan, orgasme lebih berupa fenomena mental ketimbang fisik. Dengan kata lain, pasangan dapat mencoba memberikan rangsangan. Namun ketika pikiran Anda berada di tempat lain, orgasme akan sulit terjadi. “Mental mengisi komponen yang besar pada orgasme,” tutur Banner, “Jika tingkat stres cukup tinggi, merasa terganggu, cemas, atau ketakutan, itu dapat memengaruhi respon seksual. Anda tidak akan menikmati bercinta.”
5. Ada yang salah, jika hanya dapat orgasme oleh diri sendiri
Sepertiga perempuan tidak pernah mencapai orgasme ketika melakukannya sendiri. Namun, mereka dapat mencapainya melalui oral atau rangsangan manual, seperti melakukan masturbasi atau menggunakan vibrator–dan tidak ada yang salah dengan hal itu. Mencapai orgasme bukan karena seks yang “normal” adalah variasi seksualitas perempuan yang normal. Sebagian ada yang dapat mencapainya dengan bantuan pasangan, sebagian lainnya tidak.
6. Orgasme berturut-turut adalah kepuasan maksimal dalam bercinta
Untuk sebagian besar perempuan, mencapai satu kali orgasme ketika bercinta sudah cukup sulit untuk dilakukan. Terlebih jika ingin melakukan secara bersama-sama dengan pasangan. Karena, mengutip dari Brown University, perempuan membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai orgasme, sedangkan laki-laki dapat mencapainya dalam waktu 2-3 menit setelah memulai seks. Lalu bagaimana dengan orgasme yang berlangsung berturut-turut? Banner mengatakan jika itu bukan sesuatu yang normal untuk terjadi ketika bercinta.
7. Anda gagal berhubungan seks jika Anda gagal mencapai orgasme
Dapat mencapai orgasme ketika bercinta memberikan sensasi yang berbeda. Namun, itu tidak menjadikan orgasme sebagai tujuan utama dari seks. Ya, tidak mengalami orgasme bukan berarti kegiatan intim itu dianggap “gagal”, atau menandakan kalau pasangan “gagal” memuaskan Anda. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam bercinta adalah kenyamanan yang Anda dan pasangan rasakan saat bercinta, dan semakin meningkatnya kemesraan di antara kalian setelah melakukannya.
Kebanyakan mitos tentang orgasme ini muncul dari film atau cerita seks yang menggambarkan rutintas bercinta sempurna. Padahal, tidak semuanya yang terjadi dalam adegan atau narasi itu benar adanya atau normal, seperti salah satunya mengenai orgasme. Seseorang dapat mengalami orgasme ketika bercinta, dan itu tentu sangat memuaskan. Namun, seseorang pun dapat tidak mengalami orgasme dan itu normal terjadi.