Adaptasi Baru di Dunia Malam

Adaptasi baru di dunia malam

Para pekerja hiburan malam di DKI Jakarta terpaksa tidak bekerja selama lima bulan lebih. Kondisi sulit di masa pandemi Corona membuat mereka memutar otak untuk mencari pemasukan lain.

Salah satunya, perempuan yang mengaku bernama Ami, seorang pelayan di sebuah kafe di Jakarta. “Lima bulan nggak kerja, udah apa pun saya lakukan kak, kan saya punya orang tua yang harus dikasih makan, adik saya,” kata Ami, di depan Balai Kota, Selasa (21/7/2020).

“Sampai saya jual barang pribadi saya kak, bingung mau kerja apa lagi, saya nyambi jualan olshop juga,” lanjut Ami.

Imbas pandemi Corona, dunia malam di berbagai belahan dunia memang terpaksa ditutup. Namun, tidak sedikit yang kembali menjalankan bisnis hiburan malam dengan menjalani mengikuti protokol kesehatan.

Berikut adaptasi baru atau new normal hiburan malam di beberapa negara:

1. Dilarang ciuman di dalam bar

Imbas pandemi Corona, hiburan malam juga menjadi salah satu industri yang paling berdampak di Jepang. Banyak para pekerja mendesak untuk kembali memperbolehkan bisnis hiburan malam dengan syarat protokol kesehatan.

Maka dari itu, ahli urologi dan advokat kesehatan masyarakat Jepang Shinya Iwamuro meminta para staf bar melakukan aturan ketat sesuai dengan protokol kesehatan. Terutama mengenai cara berinteraksi dengan para pelanggan, salah satunya dilarang berciuman di dalam bar.

“Sedapat mungkin, ciuman hanya dengan pasangan Anda, dan hindari ciuman yang dalam,” kata Iwamuro dikutip dari Reuters.

2. Protokol kesehatan pekerja seks

Para pekerja seks di Bolivia kembali bekerja dengan menggunakan sarung tangan, menyemprotkan disinfektan kepada benda-benda mereka, dan memakai jas hujan tembus pandang. Mereka mengatakan rekomendasi ini disarankan oleh Organisasi Pekerja Malam Bolivia (OTN-B) yang akan membantu menjaga semua orang aman.

Tetapi beberapa pekerjaan termasuk pekerjaan seks masih dibatasi pada siang hari. Salah satu pekerja seks, Vanesa yang merupakan ibu tunggal dari dua anak mengatakan ia perlu tetap bekerja untuk membiayai studinya.

“Klien kami menghormati masalah keselamatan, bahwa kami mengambil langkah-langkah ini untuk keamanan kami, tetapi juga untuk mereka,” kata Vanesa.

Pekerja lain, Antonieta, mengatakan dia menggunakan masker wajah, sarung tangan, dan jas hujan. Ia juga menyemprotkan cairan disinfektan pada tiang yang dia gunakan untuk menari.

“Setelan biosekuriti akan memungkinkan kita untuk bekerja dan melindungi diri kita sendiri,” jelas Antonieta.

3. Menari sambil duduk di klub dansa

Satu klub dansa di Belanda menyambut tamu yang ingin menghadiri klub malam dengan dengan satu pengecualian. Semua tarian harus dilakukan sambil duduk.

Klub, Doornroosje, di Belanda kembali buka usai ditutup sementara karena pandemi virus Corona. Doornroosje, yang terletak di kota Nijmegen, mengharuskan para tamu untuk menari sambil duduk di kursi yang berjarak lebih dari 2 meter antara satu dengan yang lain sesuai pedoman kesehatan masyarakat Belanda, demikian sebut manajer klub, Koos Hornman kepada Insider.