Aplikasi Kencan Online Facebook yang Dibilang Lebih Dari Tinder
Jika selama ini Anda enggan menggunakan Facebook lantaran maraknya hoax yang beredar di media sosial tersebut, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali untuk menggunakan Facebook lantaran Facebook akan merilis plaform kencan online bertajuk “Facebook Dating”. Rencananya, platform kencan online ini akan terhubung dengan akun Facebook pengguna dan profil untuk kencan yang lebih spesifik, demikian sebagaimana dikutip The Guardian.
Platform kencan online Facebook ini memungkinkan akses lokasi pengguna untuk menemukan teman kencan, mendeteksi preferensi kriteria, acara yang dihadiri, kelompok, dan faktor lainnya. Selain itu, platform ini akan terhubung dengan instagram dan menawarkan fitur yang disebut “Gebetan Rahasia”, yang memungkinkan pengguna membuat daftar beberapa orang yang mereka sukai, dan akan secara otomatis memasangkan mereka jika ternyata orang tersebut juga tertarik.
Sayangnya, Indonesia belum bisa menikmati Facebook Dating yang sudah mulai dirilis di Amerika Serikat dan 19 negara lainnya, yaitu Argentina, Bolivia, Brazil, Kanada, Chili, Kolombia, Ekuador, Guyana, Laos, Malaysia, Meksiko, Paraguaiy, Peru, Filipina, Singapura, Suriname, Thailand, Uruguay, dan Vietnam. Sementara perilisan di Eropa akan dilakukan pada 2020 mendatang.
Meskipun menjajikan keamanan data dan pengguna dapat mengontrol dengan siapa informasi mereka dibagikan, tetapi tetap ada satu sisi yang perlu digarisbawahi yaitu privasi. Sebab Facebook akhir-akhir ini menghadapi skandal privasi bertubi-tubi. Beberapa pengamat bahkan telah mengkhawatirkan hal tersebut. “Jika ingin menghindari aplikasi kencan online yang memiliki bendera merah, banyak sekali ditemukan aplikasi semacam itu di Facebook,” kata Jason Kelly, digital strategis di organisasi Electronic Frontier Foundation. “Mereka memiliki jauh lebih banyak rekam jejak pelanggaran privasi daripada Facebook.”
Link : Facebook Dating
Facebook sebelumnya memang mengakui bahwa mereka mengekspos nomor telepon 419 juta pengguna pada Juni 2018. Secara terpisah, mereka juga berkompromi dengan data dari sekitar 50 juta pengguna pada September 2018, dan bekerja sama dengan kampanye Cambridge Analytica yang berakhir menjadi skandal privasi. Skandal-skandal tersebut masih menunggu untuk diselesaikan oleh Facebook. “Facebook mengatakan layanan kencan online ini aman, tetapi kita perlu memastikan dalam kurun waktu beberapa tahun apakah platform ini aman atau tidak,” kata Kelley.
Namun, Charlie Warzel, dalam The New York Times menyatakan, Facebook tergolong nekat dengan meluncurkan aplikasi kencan online yang katanya akan menjaga rahasia asmara pengguna. Yang menjadi unggulan dari aplikasi kencan ini adalah, Facebook tahu lebih banyak tentang pengguna daripada aplikasi kencan mana pun. Terlebih lagi, Facebook memiliki algoritma mutakhir yang bisa mengetahui informasi apa saja. Jadi, dengan kelebihan ini, menyerahkan perkara asmara ke Facebook diprediksi akan menjadi awal bencana.
Meski begitu, Facebook tetap percaya diri dengan proyek kencan online ini. “Saat ini, ini bagaikan misi yang sangat baik, ini akan menghubungkan orang,” kata Nathan Sharp, ketua proyek Facebook Dating, dikutip Bloomberg. “Tidak ada rencana iklan atau perlu berlangganan,” tambahnya, menjanjikan bahwa platform kencan online ini akan bebas biaya dan bebas iklan. Sharp menambahkan, timnya telah memikirkan matang-matang fitur kencan online ini dan implikasinya terhadap privasi.
Facebook juga menekankan mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Sebagai contoh, data profil kencan pengguna, misalnya tidak akan digunakan untuk target pasar iklan. Jika pengguna menyukai seseorang di daftar teman mereka, rahasia itu akan tetap terjaga, kecuali teman tersebut menyukai balik. Aplikasi kencan online Facebook akan bersaing dengan Tinder, aplikasi kencan bikinan Match Group Inc.