banner
DEWA88

Mengejar Cinta Lewat Pesugihan

mengejar cinta lewat pesugihan

Hari ini adalah hari paling bahagia buat Andy. Dia baru saja selesai mengobrol dengan Anissa via telepon. Bahkan setelah selesai pun, jantungnya belum juga berhenti berdegup kencang. Ya, Andy memang sedang dimabuk cinta setelah bertemu dengan teman kencan, Anissa melalui aplikasi kencan online beberapa bulan lalu.

Dari hobi yang sama, hingga pandangan tentang pernikahan yang juga sama, Andy merasa sangat nyambung ketika mengobrol dengan Anissa. Selain itu, Andy juga sangat kesemsem dengan paras cantik Anissa. Ia memiliki wajah oval, berkulit kuning langsat, dan hidungnya mancung. Yang paling bikin Andy terbang melayang, tentu senyumannya.

Tapi, dibalik kebahagiaan Andy itu, ada kekhawatiran sendiri yang membuat Andy sedikit bingung untuk menentukan langkah dalam hubungannya dengan Anissa. Memang ia belum secara resmi menembak Anissa. Tapi, ia sudah merencanakan itu jauh-jauh hari.

Masalahnya, Anissa yang merupakan anak konglomerat itu memberikan rasa minder tersendiri bagi Andy yang hanya seorang pekerja kantoran. Tak hanya statusnya, Andy juga merasa khawatir dengan gaya hidup Anissa yang serba mewah. Berkali-kali Andy memergoki Anissa membeli barang branded saat mengintip kehidupan Anissa di Instagram.

Andy tak bisa mengenyahkan fakta itu dari pikirannya. Kalau ia berani menembak Anissa, berarti secara tidak langsung dia juga harus bisa setidaknya mengimbangi gaya hidup Anissa. Belum lagi kalau nanti Anissa minta dibelikan kado, bisa-bisa dia minta mobil sport baru. Pikiran semacam inilah yang menghantui Andy akhir-akhir ini.

Tapi, Andy tidak mau menyerah. Dia sudah terlanjur cinta mati sama Anissa meskipun mereka belum pernah bertemu. Andy hanya perlu mencari cara untuk bisa jadi kaya mendadak. Dan, satu-satunya cara untuk mendapat kekayaan instan hanyalah pesugihan. Dia rela melakukan apapun untuk mendapatkan cintanya itu, meski harus mengorbankan keyakinannya.

Akhirnya, Andy mendatangi seorang dukun untuk melakukan rencananya itu. Ternyata, Andy baru tau kalau mau melakukan pesugihan harus membayar kesepakatan dengan dukunnya terlebih dahulu. Andy pun mencari pilihan pesugihan yang paling murah.

“Kalau kamu ingin yang paling murah, saya ada satu. Tapi, biasanya yang paling murah itu konsekuensinya lebih besar. Namanya pesugihan Pura Kuwuk. Kamu bisa bayar saya murah. Selain itu, kamu juga tidak perlu melakukan ritual berat.

Kamu hanya perlu mengatakan satu permintaanmu. Tapi, kamu harus memilih satu dari dua permintaan penunggu pura itu, mencarikan tumbal atau sakit bisul seumur hidup,” jelas dukun itu.

Mendengar penyakit seumur hidup, Andy langsung tidak tertarik. Bagaimana mungkin ia bisa menjalin hubungan dengan Anissa kalau ia sakit-sakitan. Andy tidak punya pilihan. Ia harus memilih pesugihan ini karena cuma ini yang masuk di kantongnya. Andy hanya terkendala satu hal saja. Siapa yang akan dia jadikan tumbal untuk pesugihan ini?

Andy kemudian teringat adik perempuannya yang menderita gangguan mental. Sudah lama Andy merasa kasihan dengan ibunya yang terlihat terbebani saat merawat adiknya itu. Andy tidak ingin menjadi kakak yang jahat, tapi mungkin kalau adiknya tiada, ibu Andy bisa tidak terbebani lagi.

Tanpa berpikir panjang, Andy mengiyakan kesepakatan itu dengan dukun tadi dan pergi ke Pura Kuwuk untuk meminta pertolongan. Dia meminta agar diberikan kekayaan melimpah agar cintanya kepada Anissa tidak berhenti di tengah jalan.

Setelah dua minggu menjalankan ritual itu, Andy berangsur-angsur kaya. Dia membeli segala macam barang branded untuk kelihatan necis, setidaknya sama kerennya dengan Anissa. Andy juga tidak lupa membeli mobil mewah agar kekayaannya terlihat oleh Anissa saat bertemu.

Di sisi lain, adiknya yang dia janjikan sebagai tumbal untuk penunggu Pura Kuwuk telah meninggal beberapa hari yang lalu. Andy sempat merasa bersalah karena ibu Andy ternyata menangis berhari-hari karena adiknya yang meninggal. Andy pun bersiap-siap untuk menemui Anissa.

Sudah hampir dua puluh menit Andy menunggu Anissa di cafe itu. Entah kenapa Anissa datang terlambat. Sampai sekarang pun, Andy tidak tahu Anissa berada di mana. Tak ingin berpikir macam-macam, Andy mengatur napasnya agar tidak gugup menghadapi Anissa nanti.

Tak lama kemudian, Anissa akhirnya datang. Dari kejauhan, Anissa melambaikan tangannya, memberitahukan kehadirannya kepada Andy. Seketika jantung Andy melengos. Anissa terlihat jauh lebih cantik dari foto yang dipandang Andy setiap malamnya.

Mereka minum kopi sambil berbincang ria sore itu. Bagi Andy, tak ada kebahagiaan lain yang bisa menandingi dari apa yang terjadi hari ini. Ia juga sudah tidak sabar untuk menembak Anissa. Perlahan, Andy mengangkat tangan Anissa yang ada di meja.

“Ris, sebenarnya, aku sudah lama suka sama kamu. Aku merasa kita sangat cocok meski baru pertama bertemu. Kamu mau gak jadi pacarku?” kata Andy.

Tiba-tiba, Anissa menampik keras tangan Andy. Andy yang melihat itu kaget sekali. Ia tidak menyangka Anissa berlaku seperti ini. Hatinya yang sudah melangit tiba-tiba turun jauh ke bumi.

“Apa-apaan sih, kok kamu lancang banget pegang-pegang tangan aku. Kamu itu bukan level aku. Ya emang sih, kamu asyik orangnya kalau diajak ngobrol. Tapi, kalau buat pacar, kayanya enggak.”

Lagian, aku tau kok kalau kamu bukan orang kaya. Pasti jam tangan sama mobil kamu hasil ngutang atau pinjem temenmu kan buat ketemu sama aku. Udahlah, buang jauh-jauh impian buat jadi pacar aku karena itu gak bakal terjadi!" Setelah mengatakan ini, Anissa langsung pergi meninggalkan Andy.

Sungguh malang nasib Andy, cintanya yang sudah dipendam lama ternyata tak terbalas. Ia kini menyesal karena sudah mengorbankan adik yang dianggap ibunya sebagai permata itu sebagai tumbal pesugihan. Andy memaki diri sendiri karena keputusannya yang bodoh dan egois itu.