Menikmati Dunia Malam Ala Jepang di Jakarta
Bagi pecinta dunia malam yang bedomisili di Jakarta tepatnya di Jakarta Selatan, pasti mahfum bahwa kawasan Melawai di Blok M adalah Little Tokyo alias Tokyo Kecil. Ya, kawasan yang tadinya merupakan pusat perbelanjaan itu telah berubah menjadi tempat makan dan minum sebagaimana kawasan serupa di berbagai kota di Jepang, yang disebut inshokutengai. Di tempat itu tersedia berbagai jenis restoran, kedai minum, karaoke dan bar yang menyediakan perempuan pendamping tamu.Dan seperti namanya Little Tokyo, pusat hiburan malam yang satu ini merupakan tempat berkumpulnya para ekspatriat asal Jepang yang kebanyakan tidak bisa berbahasa Inggris.
Minum sake
Minum sake setelah bekerja adalah kebiasaan orang Jepang. Mereka menyebutnya sebagai sarana pengurai stress (sutoresu hassan). Acara minum itu juga sebagai sarana untuk menjalin komunikasi, baik untuk kalangan internal perusahaan maupun dengan relasi. Menjamu relasi untuk menjalin hubungan baik dalam dunia bisnis Jepang disebut settai.
Ritual minum biasanya terdiri dari 2-3 tahap. Tahap pertama (ichijikai) adalah makan, disertai minum sake. Sake artinya segala jenis minuman keras, tidak harus berupa sake tradisional Jepang. Biasanya mereka mulai dengan minuman ringan yaitu bir. Setelah 2-3 gelas biasanya beralih ke yang lebih keras, yaitu shochu, semacam vodka. Mereka minum sambil menyantap hidangan.
Selesai tahap pertama, selanjutnya tahap kedua (nijikai). Pada tahap ini tidak lagi ada acara makan. Biasanya hanya minum. Mereka minum di bar, tidak lagi di restoran. Mereka biasa berpindah-pindah dari satu bar ke bar lain, mengganti rasa minuman, juga bertukar suasana. Bar berikutnya yang dikunjungi menjadi tahap ketiga (sanjikai). Begitu seterusnya. Itulah mengapa dunia malam yang menyajikan minuman beralkohol sangat identik dengan kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang.
Karaoke
Meski demikian yang populer di Melawai dan kawasan Blok M adalah karaoke. Di mana kedai-kedai karaoke ini menyediakan ruangan dengan perangkat karaoke, untuk tamu bisa menyanyi. Tapi mereka tak sekadar menyanyi, sebab para tamu ini didampingi oleh gadis-gadis muda yang berdandan seksi. Sebelum masuk ke ruangan, para gadis berdiri berjajar, dipajang untuk dipilih oleh para tamu.
Di ruangan karaoke juga tersedia minuman keras. Para tamu tadi menyanyi diselingi minuman beralkohol. Tentu tidak hanya itu. Ada gadis-gadis pemandu lagu atau purel di situ. Mereka berperan sebagai pemandu lagu, membantu tamu mencari lagu yang disukai, dan mengatur peralatan karaoke. Mereka juga berbincang dengan tamu, dan ikut menyanyi. Selebihnya, acara bebas. Artinya, bebas di sini suka-suka si tamu. Mereka boleh menyentuh gadis yang menemaninya. Si gadis juga menyediakan diri untuk disentuh, bahkan memancing tamu untuk menyentuh. Dan tentu saja dengan imbalan yang pantas.
Wanita Malam di Melawai
Di tempat asalnya, di Jepang, karaoke hanyalah tempat penyewaan ruangan dengan alat untuk menyanyi, persis seperti family karaoke di sini. Di mana tidak ada penyediaan jasa gadis pemandu lagu atau purel. Di sana, bar menyediakan hostes pendamping, tapi umumnya mereka hanya menemani minum dan berbincang, tidak boleh disentuh. Ini tentu tantangan tersendiri bukan?
Tempat minum yang menyediakan gadis yang boleh disentuh di Jepang disebut kyabakura. Ini adalah singkatan dari cabaret club (dalam logat Jepang dibaca kyabare kurabu). Entah bagaimana sejarahnya, kabaret yang di tempat asalnya adalah pertunjukan panggung, di Jepang menjadi kedai minuman plus-plus seperti itu.
Kyabakura di Jepang terkenal mahal. Bayangkan, Sekali duduk minum di daerah Kabuki-cho di kawasan Shinjuku, Anda bisa dikenakan tagih belasan juta rupiah. Karena itu karaoke ala kyabakura di Blok M itu menjadi sangat populer bagi orang Jepang. Dengan membayar sekitar 1 juta atau lebih sedikit per orang, mereka sudah bisa menikmati layanan ala kyabakura. Alias sambil berkaroke, bisa bermesraan dengan para gadis purel yang notabene cantik dan seksi.
Namun, tempat-tempat karaoke itu hanya membolehkan kegiatan seperti yang dijelaskan di atas. Setelah itu terserah Anda. Jika mau, Anda bisa membawa gadis pendamping tadi untuk ke hotel di mana Anda bisa memuaskan nafsu syahwat Anda. Istilahnya: mochikaeri, arti literalnya bawa pulang. Istilah yang sama dipakai kalau orang membeli makanan untuk dibungkus dan dibawa pulang.
Tentu saja, di Melawai tersedia layanan wanita malam yang siap berhubungan seks dengan Anda. Namun waspadalah, sebab tak sedikit anak di bahwa umur yang berprofesi sebagai pekerja seks. Akibatnya fatal, seorang pria Jepang yang ketahuan menggunakan jasa pekerja seks di bawah umur, terpaksa dideportasi dan diadili di sana.
Bahkan sempat mencuat kasus empat orang atlet bola basket Jepang pada pesta olahraga Asian Games 2018 yang pergi ke Blok M untuk makan malam. Di mana Mereka baru saja selesai bertanding, sehingga masih memakai kaos dengan atribut tim Asian Games Jepang. Niat awalnya hanya makan malam dan minum sake sedikit. Tapi, menurut berita, di jalan usai makan mereka bertemu dengan sesama orang Jepang yang menawarkan jasa pelacur. Lalu mereka menyewa pelacur itu, dan menginap di hotel di kawasan itu sampai subuh sebelum kembali ke Perkampungan Atlet. Usai kepergok oleh wartawan, mereka segera dipulangkan dan mendapat sanksi.
Menikmati dunia malam dengan berbagai jenisnya sebenarnya adalah hal biasa di Jepang, tapi empat atlet ini dalam posisi menjalankan tugas negara, bukan kunjungan pribadi. Bersenang-senang dalam keadaan menjalankan tugas negara itulah yang tercela di mata masyarakat Jepang terlebih itu dilakukan dengan memakai simbol-simbol negara.