Menikmati Hiburan Malam Selama Pandemi Virus Corona
Pandemi COVID-19 berhasil memaksa seluruh tempat hiburan malam di dunia ditutup. Tak pelak ini membuat pengusaha klub-klub hiburan malam, termasuk pekerja hiburan dunia malam seperti DJ (disc jockey) harus memutar otak untuk bisa tetap mendapatkan penghasilan.
Ya, Jjika bekerja dapat dilakukan dari rumah (work from home), maka tidak ada salahnya untuk melakukan kegiatan clubbing via online. Itulah yang dilakukan oleh salah satu klub malam populer “Zouk” di Singapura di mana mereka mengadakan pesta “cloud-clubbing” yang menyiarkan pertunjukan langsung oleh enam DJ melalui aplikasi online. Salah satu disc jockey yang mengisi clubbing online tersebut, DJ Nash D mengakui bahwa ia merasa aneh pada awalnya.
“Ketika Anda bermain untuk lantai dansa dengan ruangan yang penuh dengan orang, Anda dapat merasakan energinya kembali, dan saya ingin mengurangi energi itu,” kata DJ yang memiliki nama asli Dhanish Nair, kepada AFP.
Tapi ia dengan cepat terbiasa, dan mengatakan komentar langsung dari clubbers bergulir di laptop-nya sangat membantu pertunjukan online-nya. “Apa pun lagu yang mereka minta benar-benar membimbing saya ke arah tertentu,” akunya.
Selain ratusan komentar yang masuk melalui aplikasi live-streaming Bigo Live, clubbers juga dapat mengirimkan hadiah virtual kepada DJ seperti lonceng dan kepingan salju yang nantinya dapat ditukar dengan uang tunai.
Klub malam tersebut bermitra dengan perusahaan peralatan game Razer dan aplikasi streaming langsung, menghasilkan total 200.000 viewers untuk acara selama tiga jam. Pada puncaknya, sebanyak 5.600 clubbers menonton pertunjukan tersebut melalui aplikasi.
Namun sebelum Singapura, China terlebih dahulu melakukan pertunjukan clubbing secara online. Para DJ dan berbagai tempat hiburan malam memulai pertunjukan live-streaming pada awal Februari, saat wabah corona di China sedang berada di puncaknya.
Kota Shanghai dan Beijing mempelopori clubbing secara live-streamed pada aplikasi Tik-Tok versi China, yakni Douyin. Lewat aplikasi tersebut, clubber bisa memberi hadiah yang dapat ditukar dengan uang tunai.
Klub Beijing One Third menarik lebih dari satu juta pemirsa dan menghasilkan hampir dua juta yuan (Rp 4,6 miliar) imbalan dari para penggemarnya dalam siaran langsung selama lima jam, menurut situs berita iFeng.
Pesta Dansa Virtual
Di Amerika, khususnya New York, para DJ yang terjebak di rumah dan klub-klub malam juga menyelenggarakan pesta dansa virtual. Salah satu brand pakaian khusus clubber, The Dance Cartel mulai mengadakan pesta online bertajuk “Social Disdance” dalam tiga kali seminggu.
Para clubbers menari satu sama lain melalui aplikasi obrolan video Zoom, dengan beberapa di antaranya mengenakan kostum dan yang lainnya menyiapkan lampu disko berwarna-warni. Walaupun pesta online tersebut gratis, namun mereka memberikan dukungan berupa sumbangan kepada DJ dan pembawa acara. Seru, bukan?