PSK Ungkapkan Ukuran Penis Pelanggannya
Seorang wanita malam atau pekerja seks komersial (PSK) berusia 23 tahun asal Australia yang berpenghasilan sekitar 2.000 poundsterling (Rp 38,4 juta) per pekan mengungkapkan banyak hal berdasarkan pengalamannya bekerja sebagai pekerja seks atau pelaku bisnis prostitusi. Ia juga mengatakan bahwa seorang wanita berparas biasa-biasa saja, ternyata bisa menjadi primadona di rumah bordil dan menghasilkan banyak uang dengan pakaian yang seksi.
Wanita malam itu juga menceritakan tentang seorang kliennya yang memiliki alat vital yang sangat panjang dan besar seukuran tangannya. Melihat ukuran yang luar biasa itu sang PSK menolak melayaninya. “Pria malang itu menangis saat saya bilang tak bisa melayaninya karena alat vitalnya terlalu besar," ungkapnya.
Pekerja seks itu kemudian juga menjawab sejumlah pertanyaan lainnya seputar pekerjaannya dalam wawancara di sebuah streaming di Reddit.
1. Seberapa kecilkah sebuah alat vital yang kecil?
“Alat vital yang kecil biasa saya sebut ‘micropenis’ yang ukurannya kurang dari satu hingga dua inci. “Alat vital kecil yang normal rata-rata berukuran sekitar tiga inci. Sementara ukuran rata-rata adalah lima hingga enam inci. Untuk ukurang enam inci ke atas saya anggap besar. Alat vital terbesar yang pernah saya temui adalah seukurang tangan saya dan saya menolak melayaninya karena terlalu besar. Lagi pula alat vital dengan ukuran seperti itu tak pernah benar-benar keras.”
“Alat vital terbesar yang pernah saya temui adalah seukurang tangan saya dan saya menolak melayaninya karena terlalu besar. Lagi pula alat vital dengan ukuran seperti itu tak pernah benar-benar keras.”
2. Rata-rata, berapa banyak pria yang Anda layani dalam semalam?
“Pada malam sibuk, Jumat malam dan Sabtu malam, mungkin saya bisa melayani antara tujuh hingga sembilan klien dalam enam jam. Kebanyakan dari mereka datang setelah berpesta sehingga hanya menyewa saya selama 30 menit.”
3. Berapa banyak penghasilan Anda?
“Saya mendapatkan penghasilan bebas pajak antara 1.975 hingga 2.135 poundsterling (Rp 37,9 juta hingga Rp 41 juta) per pekan.”
4. Siapa yang mengenalkan Anda dengan profesi ini?
“Saya sendiri. Saat itu saya masih muda, bernafsu besar, dan pemberontak. Saya dibesarkan dengan baik, punya orang tua yang baik, sekolah yang bagus dan lain-lain. Bagi saya ini pekerjaan yang masuk akal. Banyak berhubungan seks dan mendapatkan bayaran. Saya sangat mengandalkan internet, jadi saya mencari rumah bordil di google dan tempat saya bekerja sekarang memiliki website. Jadi, saya memulai karier saya di sana.“
5. Apakah Anda selalu menikmati hubungan seks itu atau Anda berpura-pura demi kepuasan klien?
“Saya sangat menikmatinya. Sejumlah klien sangat buruk, tapi saya akan dengan santun dan dengan nada bercanda meminta mereka untuk memperbaiki teknik mereka dan memberi tahu cara untuk merangsang saya. 99 persen saya menikmati respons mereka. Tapi, sejujurnya ada banyak hubungan seks yang buruk di kalangan masyarakat. Tak heran banyak pria dan wanita berselingkuh karena hal itu tak memerlukan latihan.”
6. Berapa usia rata-rata wanita di rumah bordil Anda? Apakah semuanya bisa dianggap cantik?
“Kami punya sejumlah wanita cantik, beberapa yang biasa-biasa saja, dan beberapa yang mungkin tak akan kita tengok dua kali saat bertemu di jalanan. Rata-rata usianya adalah 28 tahun. Anehnya, taruh seorang wanita yang terlalu cantik di rumah bordil dan pakaikan lingerie yang bagus dan ia bisa menghasilkan banyak uang dan dipuja bagai Dewi.”
7. Apakah Anda juga berhubungan seks dengan pria yang Anda temui di bar atau kebutuhan seks Anda terpenuhi saat bekerja?
“Kebutuhan seks saya terpenuhi saat bekerja, tapi saya mendambakan seks yang mulai sendiri. Rayuan, foreplay, cumbuan, ketegangan yang tak bisa didapatkan di ruumah bordil. Saya memang merindukan itu, plus keintiman dan cinta dari hubungan seks dengan seorang pasangan.”