Suka Duka Bintang Film Porno Jepang
Sebagai pria dewasa Anda pasti tahu bahwa Jepang menjadi salah satu negara dengan industri film dewasa atau industri film porno paling pesat dan besar di dunia. Ya, banyak yang beranggapan, film dewasa sudah dianggap sebagai kebutuhan masyarakat Negeri Matahari Terbit itu. Oleh sebab itu, persaingan dalam dunia industri film porno ini pun sangat ketat. Tiap harinya selalu ada orang baru yang ingin masuk dalam industri tersebut.
Di Jepang, menjadi seorang bintang film dewasa atau bintang film porno, adalah kebebasan setiap orang yang sudah dianggap dewasa. Channel Asian Boss pernah mewawancarai mantan bintang film dewasa Jepang, Emiri Okazaki. Dalam wawancara itu, Emiri menceritakan pengalamannya menjadi seorang bintang film dewasa.
Emiri mengawali debutnya sebagai bintang film porno pada 2011, ketika usianya masih 16 tahun. Ia juga bilang, tidak semua artis film dewasa Jepang berasal dari kalangan pekerja seks komersial (PSK), tapi dari banyak kalangan. Ada yang lulusan SMA, ada juga yang berasal dari keluarga berada, serta lulusan perguruan tinggi ternama. Alasannya juga macam-macam, mulai dari mencari tambahan uang hingga penasaran terhadap industri tersebut.
Salah satu tantangan menjadi bintang film porno, menurut Emiri adalah memberi tahu orang terdekatnya. Saat menceritakannya kepada kekasihnya yang sudah bersamanya selama 5 tahun, si kekasih mengancam akan membunuhnya. Pun begitu ketika Emiri memberi tahu ibunya.
Si ibu yang tak menerima keputusan Emiri langsung tidak menganggapnya sebagai anak lagi. Nama Emiri juga dihapus dari daftar keluarga. Ibunya pun langsung memutuskan hubungan dengannya selama beberapa waktu. Emiri mengaku hal ini membuatnya tak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya dan terus memikirkan ibunya. Butuh waktu cukup lama hingga ibunya kembali menelepon dan memperbaiki hubungan.
Bukan pekerjaan yang mudah
Saat pertama memulai pekerjaannya, ia sangat gugup hingga tak bisa tidur. Biasanya, sebelum memulai syuting, akan ada pembahasan tentang batasan-batasan yang boleh dan tak boleh dilakukan. Proses syuting juga tidak sebentar, diperlukan beberapa kali pengambilan untuk menghasilkan adegan yang diharapkan.
Emiri menuturkan bahwa ia biasanya bisa syuting dari pukul 09.00 hingga malam bahkan subuh. Emiri pun punya segudang pengalaman mengenai kehidupan yang normal hingga paling aneh. Menurutnya, ada lebih dari 100 genre film dewasa yang pernah ia perankan. “Ada gadis sekolah, peran wanita nakal, sampai ada adegan tersangkut di lift,” akunya.
Aktor film dewasa atau film porno sendiri melalui proses yang lebih sulit daripada aktrisnya. Pemeran pria punya segudang peraturan dan proses dalam pembuatan film hingga ia dianggap sebagai bintang profesional. Dalam level awal, pemeran pria tak boleh menyentuh lawan mainnya sama sekali, dan ia hanya akan dibayar 20 dolar AS hingga 100 dollar AS per film. Sementara untuk pemeran wanita, bayarannya jauh lebih tinggi.
Emiri Okazaki misalnya, mengawali debutnya sebagai bintang film porno pada 2011, ketika usianya masih 16 tahun. Aktor film dewasa atau film porno sendiri melalui proses yang lebih sulit daripada aktrisnya. Pemeran pria punya segudang peraturan dan proses dalam pembuatan film hingga ia dianggap sebagai bintang profesional. Dalam level awal, pemeran pria tak boleh menyentuh lawan mainnya sama sekali, dan ia hanya akan dibayar 20 dolar AS hingga 100 dollar AS per film. Sementara untuk pemeran wanita, bayarannya jauh lebih tinggi.
Emiri Okazaki sendiri dibayar 10 ribu dolar AS saat pertama menjadi artis film dewasa. Hingga lama-kelamaan bayarannya mencapai 30 ribu dolar AS per film, dan dalam beberapa film ia dibayar hinga 100 ribu dolar AS. “Awalnya berkisar antara 10 ribu hingga 30 ribu dolar (AS), dalam beberapa kasus dapat sampai 100 ribu dolar. Tinggal dikalikan 12 saja,” tuturnya.
Namun, ada bermacam-macam peran dengan harga yang menyesuaikan. Untuk peran-peran yang hanya diminta untuk menunjukkan bagian tubuh tertentu maka bayarannya sekitar 150 hingga 200 dolar AS.
Perang batin bermain film porno
Emiri Okazaki juga sempat merasakan perang batin saat menjadi bintang film dewasa atau bintang film porno. Ia merasakan ada yang salah dengan apa yang dilakukannya meskipun ia tahu hal tersebut sudah menjadi keputusannya. Tak jarang ia menangis saat sudah sampai di rumah, walaupun ia tak tahu mengapa ia harus menangis.
Banyaknya persaingan dengan artis muda juga membuat penjualan filmnya anjlok. Maka pada usia 21 tahun ia mulai mempertanyakan masa depannya. Hingga Emiri memutuskan untuk beralih menjadi bintang pakaian seksi, dan lambat laun menjadi model dan artis yang beberapa kali muncul di tivi. Menurutnya, ibunya lebih senang ketika melihat Emiri di tivi dan sering memberinya semangat sebelum Emiri syuting.
Suatu hari ia diundang dalam sebuah acara oleh seniornya sebagai bintang tamu. Dari situ, banyak orang yang mengenalnya dan ingin Emiri menjadi bintang tamu dalam beberapa acara TV.
Sebagai mantan bintang film dewasa, ia berpesan kepada anak muda yang ingin menjadi bintang porno untuk lebih memikirkan konsekuensinya. “Saat muda mungkin kau tidak terlalu memikirkan konsekuensinya, tapi tolong lebih dipikirkan lagi,” pungkas Emiri.